Persoalan Fikih di Negeri Kanguru

Sebagai seorang muslim tentu sangat berbeda ketika hidup pada suatu negara yang mayoritas Islam dan negara yang umat Islam minoritas. Di Indonesia misalnya, cukup mudah mencari masjid untuk melaksanakan shalat Jum’at, mencari makanan halal, membuat acara tahlilan dan semacamnya.

Namun jika hidup di negara yang mayoritas non muslim tentu akan banyak persoalan yang dihadapi seorang muslim dalam perkara ibadah maupun muamalah. Nadirsyah Hosen atau yang familiar disapa Gus Nadir adalah intelektual muda NU yang memilih untuk menjadi dosen di Monash Law School University Australia. Beragam persoalan fiqih baik ibadah maupun muamalah ditemukan Gus Nadir saat berada di Australia.

Sebagai seorang yang juga ahli fikih, Gus Nadir sering mendapat pertanyaan terkait persoalan fikih yang ada di Australia dari orang-orang Islam yang ada di negeri Kanguru tersebut. Gus Nadir lantas menuliskan persoalan fikih kemudian menjawabnya dengan berbagai perspektif lintas madzhab yang ia tulis di buku berjudul ‘Kiai Ujang di Negeri Kanguru’.

Gus Nadir memang dikenal dengan sosok intelektual yang humoris, bedanya dengan gus atau kiai lain adalah karakter humorisnya terbawa pada tulisan-tulisannya. Sebagai seorang professor, Gus Nadir lebih sering dalam beberapa bukunya menulis dengan gaya yang santai, humoris namun sebenarnya materinya sangat berat. Gus Nadir dalam buku ini mampu mengolah materi yang berat dengan bahasa yang mudah dipahami.

Menurut Gus Nadir umat Islam di Australia jumlahnya 2,2 persen atau 476.291 jiwa dari sekitar 23 juta penduduk keseluruaan. Selain dari Indonesia, muslim di Australia ada dari Turki, Lebanon, Turki, Pakistan, dan Fiji.

Menariknya, Gus Nadir dalam buku ini menjelaskan umat Islam yang datang pertama kali ke Australia adalah dari Indonesia, lebih spesifiknya para pelaut dari Makassar yang muslim melakukan transaksi dagang orang asli Australia.

Di Australia misalnya tidak akan semudah di Indonesia saat ingin mendirikan masjid. Tentu bukan dari pemerintah yang mempersulit, akan tetapi dari masyarakat sekitar.

Di buku ini Gus Nadir menceritakan, sebenarnya warga Australia tidak keberatan dengan adanya masjid, akan tetapi mereka keberatan jika dibangun di samping rumahnya. Inilah menurut Gus Nadir yang repot, jika semua orang mengatakan demikian, maka akan sulit masjid didirikan.

Kurban juga menjadi persoalan tersendiri, karena di negeri ini tidak boleh sembarangan memotong hewan, pemotongan harus di rumah pemotongan hewan karena agar darah hewan tidak tercecer dimana-mana dan membuat bibit penyakit. Lalu bagaimana solusinya? Silahkan baca bukunya!

Banyak kisah menakjubkan dikisahkan Gus Nadir dalam buku ini, seperti saat ada orang yang ingin masuk Islam, Gus Nadir tidak langsung membimbing membaca dua kalimat syahadat, namun malah menyuruhnya untuk berfikir ulang.

Hingga beberapa kali datang Gus Nadir baru membimbing membaca syahadat. Dalam mengisi kajian-kajian di Australia, Gus Nadir memaparkan persoalan fikih dari berbagai madzhab. Sehingga jamaah lebih kaya akan keilmuan dan tidak kagetan.

Identitas Buku:

Judul buku: Kiai Ujang di Negeri Kanguru
Penulis: Nadirsyah Hosen
Penerbit: Noura Books
Tahun terbit: 2019
Tebal: 276 Halaman
ISBN: 978-602-385-804-0
Peresensi: Boy Ardiansyah, Guru MI Miftahul Ulum Balongmacekan dan SMP Unggulan Al-Hidayah, Kecamatan Tarik, Sidoarjo.


https://jatim.nu.or.id/pustaka/persoalan-fikih-di-negeri-kanguru-JnGIl