PC Fatayat NU Pecah Titik-titik Safari Kurban Idul Adha

Pemotongan hewan kurban dan pengemasan dagingnya tetap menerapkan social distanting
Pemotongan hewan kurban dan pengemasan dagingnya tetap menerapkan social distanting

NU Online Ponorogo – PC Fatayat NU Ponorogo memilih cara yang tepat untuk tetap menggelar kegiatan bakti sosial Idul Adha 1442 H. Pasalnya event besaran tahun ini bertepatan saat Pemerintah memperpanjang PPKM Darurat hingga 25 Juli 2021.

Terbukti, kegiatan bertajuk safari kurban Idul Adha dan Baksos Peduli PPKM Daurat ini tidak lagi digelar dalam satu lokasi. Sedikit berbeda dari pelaksanaan tahun-tahun sebelumnya.

PC Fatayat NU Ponorogo membagi tempat bakti sosial di empat lokasi yang berbeda, yaitu Kadipaten (Babadan), Watu Bonang (Badegan), Jetis dan Jenangan. Meski begitu, kegiatan pemotongan hewan kurban dan pendistribusiannya kepada masyarakat digelar serempak, Kamis (22/7).

Menurut Nurun Nahdliyah KY Ketua PC Fatayat NU Ponorogo, keputusan pemisahan lokasi baksos ini sudah seharusnya dilakukan setiap komponen masyarakat. “Safari kurban PC Fatayat NU Ponorogo tahun 2021 ini diselenggarakan dengan memperhatikan prokes, sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan oleh pemerintah melalui surat edaran Menteri Agama nomor 17 tahun 2021,” ungkapnya kepada NU online Ponorogo usai mengikuti kegiatan di Watu Bonang.

Untuk diketahui, sesuai SE Menteri Agama nomor 17 tahun 2021 dalam hal keterbatasan jumlah dan kapasitas Rumah Pemotongan Hewan Ruminansia (RPH-R), pemotongan hewan kurban dapat dilakukan di luar RPH-R.

Otomatis pemotongan hewan kurban di luar RPH-R harus menerapkan jaga jarak fisik (physical distancing), protokol kesehatan yang ketat dan pemilihan alat pemotongan hewan yang layak. Atas dasar ini pula PC Fatayat NU Ponorogo memutuskan kegiatan pemotongan hewan kurban dilakukan sendiri di luar RPH-R.

Nurun menyatakan bersyukur karena bakti sosial yang digelar PC Fatayat NU di Watu Bonang dapat menyentuh warga yang terdampak PPKM darurat.
“Misalnya, mereka adalah pedagang atau warga yang bekerja di luar kota, kemudian terpaksa kena PHK, lalu pulang kembali ke desanya,” tuturnya.

Bagi Nurun, kegiatan safari kurban sekaligus dapat menjadi sarana edukasi kepada masyarakat, bahwa dalam situasi pandemi Covid-19 semua pihak harus terus berjuang untuk menjaga diri dan menjaga orang lain. “Sebagaimana anjuran beberapa tokoh agama maupun tokoh masyarakat, bahwa menjaga jiwa atau hifdzun nafs hari ini lebih diutamakan,” tegasnya.

Sekedar diketahui, tahun ini PC Fatayat NU Ponorogo berhasil mendapatkan 2 ekor sapi dari 14 pengkurban, terdiri dari pengurus Cabang, alumni Fatayat NU serta donatur yang selama ini menitipkan hewan kurbannya kepada panitia. Selain sapi, panitia juga memperoleh bantuan 2 ekor kambing, seekor dari Bupati Sugiri Sancoko dan seekor lagi dari Polres Ponorogo.

Pemotongan seekor sapi dilakukan di lingkungan masjid Al-Hasan Kelurahan Kadipaten (Babadan). “Daging kurban dibagikan untuk jama’ah sekitar masjid, pengkurban dan fungsionaris beberapa lembaga terpilih,” kata Tri Suryati Bendahara PC Fatayat NU Ponorogo.

Seekor sapi lainnya dipotong di Madrasah Diniyah Nurul Fata Watu Bonang (Badegan). Di Watu Bonang PC Fatayat juga membagikan 50 paket sembako kepada warga yang terdampak PPKM Darurat. Sementara 2 ekor Kambing diserahkan kepada PAC Fatayat NU Jetis dan Jenangan untuk disalurkan kepada yang berhak menerima daging kurban.

Reporter: Idam
Editor : Budi

https://nuponorogo.or.id/pc-fatayat-nu-pecah-titik-titik-safari-kurban-idul-adha/

Author: Tim Redaksi