Peringati Hari AIDS Sedunia Diperlukan Dukungan Pemangku Kepentingan

Malang, NU Online Jatim
Hari AIDS Sedunia (HAS) pertama kali diperingati pada 01 Desember 1988. Pada peringatan HAS, orang-orang di seluruh dunia menunjukkan dukungan bagi mereka yang hidup dengan HIV, juga untuk mengingat mereka yang kehilangan nyawa karena AIDS.

Peringatan HAS di Indonesia dimaksudkan untuk meningkatkan pengetahuan, kesadaran, dan kemandirian masyarakat, khususnya perempuan dan remaja, dalam pencegahan dan pengendalian HIV-AIDS melalui penggerakan sumber daya yang melibatkan semua sektor terkait.

Peringatan HAS 2022 diharapkan dapat berjalan lancar dan mencapai tujuan yang diharapkan dengan keterlibatan semua pihak yang berkepentingan, sebagai langkah konkrit mewujudkan kesetaraan dalam mencapai Ending AIDS 2030. Mari satukan langkah cegah HIV, karena semua setara untuk mengakhiri AIDS.

Infeksi HIV masih menjadi masalah kesehatan global dan nasional. Kasus HIV di kawasan Asia Tenggara menyumbang 10% dari total beban HIV di seluruh dunia. Di Indonesia, prevalensi HIV di sebagian besar wilayah adalah 0,26%, sementara di Papua dan Papua Barat mencapai 1,8%.

Dalam kurun waktu 20 tahun terakhir telah terjadi kemajuan dalam penanggulangan HIV-AIDS di dunia, termasuk di Indonesia. Secara global, epidemi HIV mengalami penurunan sekitar 33% sejak tahun 2001, sehingga pada tahun 2012 diperkirakan terjadi sekitar 2.3 juta infeksi baru pada dewasa dan anak.

Kematian yang dikaitkan dengan AIDS menurun sampai 30% sejak 2005 karena peningkatan akses pengobatan ARV, termasuk kematian yang dikaitkan dengan TBC, juga menurun sampai 30% sejak 2004. Kematian terkait AIDS menurun dari puncaknya pada tahun 2004 dengan 1.7 juta kematian terkait AIDS per tahun menjadi 770 ribu kematian terkait AIDS pada tahun 2016.

Namun demikian disadari bahwa penurunan infeksi baru dan kematian ini masih belum mencapai target penurunan yang diharapkan. Terjadinya Pandemi COVID-19 sejak 2020 telah nyata memperlambat upaya eliminasi HIV-AIDS tahun 2030.

Bahkan dalam 2 tahun terakhir, tercatat tidak banyak kemajuan berarti yang didapat di banyak negara. Indonesia bersama negara-negara lain di seluruh dunia berupaya mencapai Ending AIDS pada tahun 2030. Upaya pengendalian dilakukan dengan menerapkan strategi promosi kesehatan, pencegahan, penemuan kasus, dan penanganan kasus, didukung berjalannya transformasi kesehatan,termasuk penguatan layanan primer, pencapaian cakupan kesehatan semesta, dan pelibatan masyarakat/komunitas.

Tantangan penanggulangan HIV-AIDS di Indonesia cukup besar. antara lain upaya pencegahan yang belum optimal, retensi pengobatan ARV yang rendah, masih dirasakannya ketidaksetaraan dalam layanan HIV khususnya pada perempuan, anak, dan remaja, serta masih dirasakannya stigma dan diskriminasi.

Diperlukan dukungan semua pemangku kepentingan untuk mengatasi tantangan tersebut, baik oleh pemerintah Pusat dan daerah, akademisi/praktisi, masyarakat, swasta, dan media.


https://jatim.nu.or.id/pendidikan/peringati-hari-aids-sedunia-diperlukan-dukungan-pemangku-kepentingan-PJqN6