Mihantu, Karya Mahasiswa Unusa Lolos Program Wirausaha Kemendikbud Ristek

Surabaya, NU Online

Dalam suasana pandemi seperti saat ini dibutuhkan aneka terobosan. Tidak semata bagaimana bisa bertahan dengan keterbatasan, juga melahirkan temuan tepat guba yang dapat bermanfaat untuk lain kalangan.

Sepertinya, semangat itu pula yang mengemuka dari mahasiswa Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa). Pembatasan kegiatan di luar lantaran penyebaran wabah, tidak mengurangi kreasi untuk melahirkan temuan baru.

Yang terbaru, setidaknya ada dua judul yang diajukan tim mahasiswa vokasi Unusa dan berhasil lolos dalam Progam Wirausaha Mahasiswa Vokasi (PWMV) tahun 2021. Program ini diselenggarakan oleh Direktorat Jendral Pendidikan Vokasi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Riset dan Teknologi atau Kemendukbud Ristek khusus untuk mahasiswa vokasi.

Dua judul itu adalah mixed mask atau satu masker dengan dua kegunaan, dan Mihantu yakni minuman herbal antinyeri tubuh. Penelitian dengan melibatkan banyak mahasiswa yang tentu saja merupakan tantangan tersendiri di masa pandemi.

Tim dari Mihantu terdiri dari Mei Rista Eka Wardani, Weny Mayrani dan Faisol. Ketiganya merupakan mahasiswa dari Program Studi (Prodi) D3 Keperawatan Unusa.

Salah satu anggota Mihantu, Mei Rista Eka Wardani menjelaskan, produk ini merupakan minuman yang terbuat dari tanaman herbal yang dapat dinikmati lintas usia.

“Minuman herbal anti nyeri tubuh berbahan dasar rimpang rumput teki, temulawak, biji pala dan gula batu,” katanya kepada NU Online, Senin (31/5).

Dikemukakannya bahwa dengan mengonsumsi minuman yang merupakan berbahan herbal tentu saja memiliki banyak manfaat. Salah satunya adalah memberikan efek kepada tubuh untuk lebih segar.

“Efeknya bisa menghangatkan tubuh serta menyehatkan,” ucapnya.

Secara lebih rinci, Rista, sapaan akrabnya mengemukakan bahwa dipilihnya rimang rumput teki atau Cyperus Rotundus L sebagai bahan karena mengandung flavonoid yang berpotensi untuk mengurangi rasa nyeri.

“Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya efek analgetik dari ekstrak rumput teki,” ungkapnya.

Sementara bahan temulawak (Curcuma Zanthorrhiza) mengandung senyawa antiradang yang bisa menghambat produksi prostaglandin E2 yang memicu peradangan.

“Kandungan antiradang di dalamnya membantu mengatasi penyakit akibat peradangan di dalam tubuh seperti radang sendi,” jelas dia.

Sedang biji pala (Myristica Fragrans) mengandung banyak minyak atsiri esensial seperti myristicin, elemicin, eugenol, dan safrole.

Apalagi dikemukakan buku DK Healing Foods bahwa minyak atsiri (pala) memiliki sifat antiinflamasi. Yang sangat terasa adalah berguna untuk mengobati nyeri sendi dan otot.

Dengan minuman ini, kata Riska maka dapat membantu masyarakat untuk menjaga kesehatan. Apalagi dalam suasana pandemi yang mengurangi pemasukan, tentu kian terasa gunanya.  

“Terlebih mengatasi nyeri pada tubuh,” pungkasnya.

Pewarta: Ibnu Nawawi

Editor: Syamsul Arifin 

https://www.nu.or.id/post/read/129150/mihantu–karya-mahasiswa-unusa-lolos-program-wirausaha-kemendikbud-ristek