Khutbah Idul Adha:Momentum Menguji Kesetiaan Hamba dan Kesadaran Sosial

Credit: Dr. KH. Rofiq Mahfudz, M.Si.

Oleh: Dr. KH. Rofiq Mahfudz, M,SI (Wakil  Sekretaris PWNU Jawa Tengah dan Pengasuh Pondok Pesantren Ar-Rois Cendekia Kota Semarang)

اَللهُ أَكْبَرُ، اَللهُ أَكْبَرُ،اَللهُ أَكْبَرُ،لاَاِلَهَ اِلاَّ اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ، اَللهُ أَكْبَرُوَلِلّهِ اْلحَمْدُ، اَللهُ أَكْبَرْكَبِيْرَوَالْحَمْدُللهِ كَثِيْرًاوَسُبْحَانَ الله بُكْرَةًوَأَصِيْلاًلاَاِلَهَ اِلاَّ اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُوَلِلّهِ اْلحَمْدُ .الحمد َلِلّهِ اَلَّذِي جَعَلَ لِلْمُسْلِمِيْنَ عِيْدَالْفِطْرِبَعْدَ صياَمِ رَمَضَانَ وَعْيدَالاَضْحَ بَعْدَيَوْمِ عَرَفَةَ اَشْهَدُاَنْ لاَاِلَهَ اِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَشَرِيْكَ لَهُ،لَهُ الْمَلِكُ الْعَظِيْمُ اَلاَكْبَر وَاَشْهَدُاَنَّ سَيِّدَنَامُحَمَّدٍاعَبدُهُ وَرَسُولُهُ اللَهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدَنَامُحَمَّدٍ وَعَلَى اَلِهِ وَصَحْبِهِ اَلَّذِيْنَ اَذْهَبَ عَنْهُمْ الرِّجْسَ وَطَهَرَاَمَّابَعْدُ فَيَاعِبَادَ اللهِ اَتَّقُواللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَتَمُوْتُنَّ اِلاَّوَاَنْتُمْ مُسْلِمُوْن
 عِبَادَ اللهِ إنَّ يَوْمَكُمْ هَذَا هُوَ أَعْظَمَ الأيَامِ عِنْدَ اللهِ قَالَ صَلَّى الله عَلَيْهِ وَسَلْمَ اِنّ اَعْظَمَ الايَّام عِنْدَاللهِ يَوْمَ النَّحَرِ ثُمَّ يَوْمَ القَرَّ,رواه ابوداود

Hadirin Jamaah Sholat Idul Adha Rahimakumullah

Alhamdulillah, pagi ini kita semuanya bisa merayakan hari raya Idul Adha dengan keadaan sehat dan riang gembira. Hari raya Idul Adha juga disebut dengan hari raya kurban yang dirayakan setiap tanggal 10 Dzulhijjah sampai tiga hari berikutnya yang dikenal dengan hari tasyriq. Dengan demikian kita patut bersyukur kepada Allah swt yang memberikan nikmat kepada kita semua sehingga kita masih dapat dipertemukan dengan hari raya Idul Adha di tahun ini. Oleh karena itu, marilah kita mendekatkan diri kepada Allah swt dengan pendekatan taqwa yang mana dalam momentum ini, bisa melalui jalan berkurban dan membagi-bagikannya sebagai amal shalih dan amal sosial kita kepada orang yang membutuhkan.

Hadirin Jamaah Sholat Idul Adha Rahimakumullah

Berkurban dan membagikan daging kurban merupakan wujud dari rasa syukur kita sebagai hamba terhadap Allah swt atas segala nikmat yang diberikannya. Selain itu juga sebagai wujud kepedulian kita terhadap sesama manusia agar saling memberikan energi positif untuk mendukung kebersamaan dan solidaritas manusia. Hal ini sejalan dengan perintah Allah yang diceritakan dalam Al-Qur’an dalam Surat al-Kautsar

إِنَّا أَعْطَيْنَاكَ الْكَوْثَرَ . فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَانْحَرْ . إِنَّ شَانِئَكَ هُوَ الْأَبْتَرُ

“Sungguh, Kami telah memberimu (Muhammad) nikmat yang banyak, maka laksanakanlah shalat karena Tuhanmu dan berkurbanlah (sebagai ibadah dan mendekatkan diri kepada Allah) Sungguh orang-orang yang membencimu dialah yang terputus (dari rahmat Allah),” (QS. Al-Kautsar 1-3).

Oleh karena itu kita harus terus bersyukur kepada Allah swt yang sudah memberikan nikmat kepada kita semua.

Hadirin Jamaah Sholat Idul Adha Rahimakumullah

Hari Raya Idul Adha adalah peristiwa yang memiliki nilai dan sejarah penting dalam agama Islam. Banyak hikmah dan nilai yang perlu dipetik dalam kisah tersebut. Diantaranya adalah kisah kesetiaan Nabi Ibrahim A.S kepada Allah swt, oleh karena itu ia diberikan gelar al-hanif atau orang yang sangat setia, lurus di jalan yang benar. Nabi Ibrahim A.S adalah salah satu Nabi yang diutus untuk hidup pada zaman yang dihiasi dengan penyembah berhala dan kekufuran. Namun, Nabi Ibrahim dengan tulus tetap di jalan yang benar dengan menyembah Allah swt.

Salah satu ujian terberat yang diberikan oleh Allah swt kepada Nabi Ibrahim adalah perintah untuk mengorbankan putranya yang bernama Ismail. Pada tanggal 8 Dzulhijjah Nabi Ibrahim A.S mendapatkan wahyu melalui mimpinya, yang mana dalam mimpi tersebut, Nabi Ibrahim diperintahkan untuk mengorbankan putranya dengan menyembelih sebagai bentuk pengabdian yang sempurna.

Nabi Ibrahim A.S sebagai ayah ia merenung sangat panjang, “apakah ia akan mengikuti perintah Allah swt dalam mimpinya untuk mengorbankan putranya dan tentunya ia akan kehilangan anak kesayangannya ? apakah mimpi ini benar dari Allah swt atau malah datang dari setan. Dalam perenungan ini Nabi Ibrahim A.S sangat sedih dan dipenuhi dengan kebingungan. Oleh karenanya pada tanggal 8 Dzulhijjah ini dikenal dengan nama hari “Tarwiyah” yang berarti hari perenungan. Selang satu hari kemudian pada tanggal 9 Dzulhijjah Nabi Ibrahim mendapatkan jawaban atas renungan panjangnya, ia diberikan pengetahuan oleh Allah swt bahwa ia benar-benar diperintahkan untuk mengorbankan putra tercintanya sebagai kesempurnaan peribadatan. Dengan demikian, pada tanggal 9 Dzulhijjah diperingati sebagai hari “Arafah” atau pengetahuan yang artinya Nabi Ibrahim A.S sudah mengetahui bahwa perintah ini benar-benar dari Allah swt. 

Hadirin Jamaah Sholat Idul Adha Rahimakumullah

Dari peristiwa tersebut kita semua sebagai manusia dan sebagai orang tua tidak bisa membayangkan perasaan seorang ayah yang harus ditinggalkan oleh putra kesayangannya. Kita tahu bahwa Nabi Ibrahim A.S melalui pernikahanya dengan Dewi Hajar sudah sangat lama menanti diberi keturunan oleh Allah swt. Akan tetapi setelah dianugerahkan anak beliau diperintahkan untuk menyembelih dengan tangan nya sendiri. Nabi Ibrahim A.S juga dikaruniai anak di usianya yang sudah cukup sepuh yakni 86 tahun. Hal ini dijelaskan dalam Al-Quran surat Ash-Shaffat 100-101 diceritakan bahwa Nabi Ibrahim memohon kepada Allah swt untuk diberikan anak yang shaleh.

رَبِّ هَبْ لِي مِنَ الصَّالِحِينَ. فَبَشَّرْنَاهُ بِغُلَامٍ حَلِيمٍ.

“Ya Tuhanku berikanlah kepadaku (anak) yang termasuk orang-orang shaleh. Maka Kami beri kabar gembira kepadanya dengan (kelahiran) seorang anak yang sangat sabar (Ismail)” QS. Ash Shaffat 100-101)

Dengan berat hati, kita juga tidak bisa membayangkan bagaimana komunikasi Nabi Ibrahim A.S dengan istrinya Dewi Hajar untuk meminta izin agar bisa menjalankan perintah dari Allah swt. Mereka mungkin merasakan kesedihan yang sangat mendalam dan merasakan kegalauan yang luar biasa karena akan ditinggal anak kesayangan. Akan tetapi cerita berbicara lain, Dewi Hajar dan Nabi Ibrahim memiliki asas cinta yang tinggi sehingga keduanya merelakan segala-galanya asalkan untuk Allah swt.

Dengan tanpa ragu Nabi Ibrahim menyampaikan pesan mimpi tersebut kepada putranya Ismail. Ismail kecil menyanggupi perintah tersebut sebagai wujud kesetian juga kepada Allah swt. Kita sebagai seorang ayah juga tidak bisa membayangkan bagaimana komunikasi Nabi Ibrahim dengan Ismail ketika menyampaikan pesan tersebut. Namun kebesaran hati mereka sudah menjadi mutiara yang dihadiahkan untuk Allah swt sehingga Ismail kecil menyanggupi perintah tersebut. Allah swt berfirman dalam surat Ash Shaffat ayat 102:

فَلَمَّا بَلَغَ مَعَهُ السَّعْيَ قَالَ يٰبُنَيَّ اِنِّيْٓ اَرٰى فِى الْمَنَامِ اَنِّيْٓ اَذْبَحُكَ فَانْظُرْ مَاذَا تَرٰىۗ قَالَ يٰٓاَبَتِ افْعَلْ مَا تُؤْمَرُۖ سَتَجِدُنِيْٓ اِنْ شَاۤءَ اللّٰهُ مِنَ الصّٰبِرِيْنَ

“Maka ketika anak itu sampai (pada umur) sanggup berusaha bersamanya, (Ibrahim) berkata, “Wahai anakku! Sesungguhnya aku bermimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka pikirkanlah bagaimana pendapatmu!” Dia (Ismail) menjawab, “Wahai ayahku! Lakukanlah apa yang diperintahkan (Allah) kepadamu; insya Allah engkau akan mendapatiku termasuk orang yang sabar” (QS. Ash Shaffat 102)

Ketika Nabi Ibrahim hendak melaksanakan perintah itu, Allah swt menggantikan Ismail dengan seekor domba yang diturunkan-Nya melalui malaikat sebagai pengganti kurban.

Kesetiaan Nabi Ibrahim dan Ismail A.S tersebut adalah teladan yang dapat kita ambil, bahwa semua apa yang kita miliki adalah pemberian dari Allah swt sehingga perlu kita syukuri dengan bertakwa kepadanya.

Hadirin Jamaah Sholat Idul Adha Rahimakumullah

Ibadah kurban yang sekarang menjadi syariat Nabi Muhammad saw adalah penghormatan, pengenangan terhadap kesetiaan Nabi Ibrahim A.S yang menjadi teladan umat manusia. Sehingga kita semua juga perlu mengikuti jejaknya dengan  berkurban sebagai bentuk ketaatan kita kepada Allah swt.

Hingga sampai sekarang, selama Idul Adha umat muslim semuanya merayakan dengan melaksanakan ibadah kurban yaitu menyembelih hewan tertentu seperti kambing, domba atau sapi sebagai bentuk pengabdian dan ketaatan kepada Allah swt. Daging dari hewan kurban tersebut dibagi-bagikan kepada keluarga, tetangga dan kaum yang membutuhkan termasuk fakir miskin, yatim dan kaum dhuafa. Hal ini adalah wujud dari semangat berbagi, solidaritas dan kepedulian sosial yang diajarkan oleh Nabi Ibrahim A.S.

Hadirin Jamaah Sholat Idul Adha Rahimakumullah

Melalui perayaan Idul Adha ini, umat muslim diingatkan kembali tentang pentingnya memiliki kesetiaan kepada Allah swt, taat dalam menjalankan perintah-Nya dan siap mengorbankan apapun yang kita cintai untuk menaati-Nya. Selain itu, melalui Idul Adha ini, kita sebagai umat muslim juga diingatkan kembali tentang pentingnya hidup dengan penuh kebersamaan, solidaritas dan saling membantu sesama manusia.  

  باَرَكَ اللهُ لِيْ وَلكمْ فِي القُرْآنِ العَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيّاكُمْ بِالآياتِ والذِّكْرِ الحَكِيْمِ.  إنّهُ تَعاَلَى جَوّادٌ كَرِيْمٌ مَلِكٌ بَرٌّ رَؤُوْفٌ رَحِيْم

Khutbah Kedua

اَللهُ أَكْبَرُ، اَللهُ أَكْبَرُ،اَللهُ أَكْبَرُ،لاَاِلَهَ اِلاَّ اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ، اَللهُ أَكْبَرُوَلِلّهِ اْلحَمْدُ، اَللهُ أَكْبَرْكَبِيْرَوَالْحَمْدُللهِ كَثِيْرًاوَسُبْحَانَ الله بُكْرَةًوَأَصِيْلاًلاَاِلَهَ اِلاَّ اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُوَلِلّهِ اْلحَمْدُ

 اَلْحَمْدُ لِلهِ الَّذِيْ أَمَرَنَا بِالْإِصْلَاحِ، وَحَثَّنَا عَلَى الصَّلَاحِ، وَبَيَّنَ لَنَا سُبُلَ الْفَلَاحِ. وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُ اللهِ وَرَسُولُهُ. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ، وَعَلَى أَلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ أَمَّا بَعْدُ: فَأُوصِيكُمْ عِبَادَ اللَّهِ وَنَفْسِي بِتَقْوَى اللَّهِ. إنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ وَثَنَّى فِيْهِ بِمَلَائِكَتِهِ، فقَالَ تَعَالَى: إِنَّ اللَّهَ وَمَلائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا. وقالَ رسولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: مَنْ صَلَّى عَلَيَّ صَلاَةً صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ بِهَا عَشْراً.

 اللَّهُمَّ صلِّ وسلِّمْ وبارِكْ علَى سَيِّدِنَا وَنَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ، وَارْضَ اللَّهُمَّ عَنِ الْخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ أَبِي بَكْرٍ وَعُمَرَ وَعُثْمَانَ وَعَلِيٍّ، وعَنْ سَائِرِ الصَّحَابَةِ الْأَكْرَمِيْنَ، وَعَنِ التَّابِعِيْنَ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ اللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ الْاَحْيآءِ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ.اللَّهُمَّ أَصْلِحْ لَنَا دِيْنَنَا الَّذِيْ هُوَ عِصْمَةُ أَمْرِنَا، وَأَصْلِحْ لَنَا دُنْيَانَا الَّتِيْ فِيْهَا مَعَاشُنَا، وَأَصْلِحْ لَنَا أَخِرَتَنَا الَّتِيْ فِيْهَا مَعَادُنَا، وَاجْعَلِ الْحَيَاةَ زِيَادَةً لَنَا فِيْ كُلِّ خَيْرٍ. اَللَّهُمَّ لَا تَدَعْ لَنَا ذَنْبًا إِلَّا غَفَرْتَهُ، وَلَا دَيْنًا إِلَّا قَضَيْتَهُ، وَلَا مَرِيْضًا إِلَّا شَفَيْتَهُ وَعَافِيَتَهُ، وَلَا حَاجَةً مِنْ حَوَائِجِ الدُّنْيَا إِلَّا قَضَيْتَهَا وَيَسَّرْتَهَا لَنَا يَا أَكْرَمَ الْأَكْرَمِيْنَ، وَيَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ.  اللهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ، وَسُوْءَ اْلفِتْنَةِ وَاْلمِحَنَ، مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ، عَنْ بَلَدِنَا اِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عآمَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ. رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنْفُسَنَا وَاِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ اْلخَاسِرِيْنَ عِبَادَاللهِ، إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِاْلعَدْلِ وَاْلاِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِى اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ، وَاذْكُرُوا اللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ، وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ، وَلَذِكْرُ اللهُ أَكْبَر

https://nujateng.com/2023/06/khutbah-idul-adhamomentum-menguji-kesetiaan-hamba-dan-kesadaran-sosial/

Author: nu jateng