Hadits Hasan: Istilah, Asal Muasal, dan Sejarahnya

Hadits hasan adalah klasifikasi kualitas hadits yang berada di antara hadits shahih dan hadits dhaif. Kapankah konsep hadits hasan dalam ilmu Musthalahu al-Hadits atau Ulumu al-Hadits itu lahir? Atau bagaimana asal-muasal sejarah kemunculan konsep ini?. Sehingga menjadi baku dalam Ulumu al-Hadits yang menyebut bahwa kualitas hadits itu ada tiga yakni; shahih, hasan dan dhaif. Kemudian hadits hasan terbagi lagi menjadi dua bagian yakni hasan lidzatihi dan hasan lighairihi. Dalam tulisan singkat ini akan dijelaskan asal-muasal dan sejarah lahirnya istilah hadits hasan

Sebelum Imam Tirmidzi (w. 279 H/892 M), kriteria kualitas hadits bernilai hasan tidak dikenal dan belum ada. Baru semenjak Imam Tirmidzi yang bernama lengkap Abu Isa Muhammad bin Isa bin Saurah al-Tirmidzi mengarang kitab al-Jami’ Sunan Tirmidzi, kriteria hadits hasan dimunculkan, lalu dibakukan dalam kitab-kitab hadits oleh ilmuwan hadits setelahnya.

Berarti pada zaman Imam Bukhari dan Imam Muslim sebagai gurunya Imam Tirmidzi, serta Imam madzhab yang empat, yakni Imam Hanafi, Imam Malik, Imam Syafi’i, dan Imam Hambali dengan magnum opusnya kitab hadits Musnad Imam Ahmad belum dikenal istilah baku kriteria nilai hadits berkulitas hasan. Klasifikasi kualitas hadits pada masa itu hanya dua: shahih dan dhaif.  

Baru setelah zaman Imam Tirmidzi klasifikasi kualitas hadits dibakukan menjadi tiga kategori: shahih, hasan dan dha’if. Pendapat ini dikemukakan oleh Ibn Taimiyah (w.728 H/1328 M) dalam kitabnya Majmu’ Fatawa Ibn Taimiyah. Menurutnya, istilah hasan berasal dari pecahan kualitas dha’if yang dipakai sebelum zaman Imam Tirmidzi. 

Namun, pendapat Ibn Taimiyah ini telah dikritik ulama hadits. Alasannya, istilah hasan sudah dikenal sebelum zaman Imam Tirmidzi. Kritik tersebut terbantahkan dan tidak kuat, sebab yang dimaksud Ibn Taimiyah tampaknya bukanlah tentang mulai dikenalnya istilah hasan itu, melainkan tentang digunakannya istilah tersebut sebagai istilah yang baku bagi salah satu kualitas hadits.  

Sejarah ini berawal dan bermula dari kitab al-Jami’ Sunan Tirmidzi yang ditulis oleh Imam Tirmidzi. Dalam kitab haditsnya tersebut, murid Abu Dawud ini, menulis sesuatu yang baru yang tak pernah dilakukan ulama hadits sebelumnya; menilai suatu hadits dengan istilah hasan seperti hadits berikut ini:  

عَنْ أَبِي أُمَامَةَ الْبَاهِلِيِّ قَالَ ذُكِرَ لِرَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ رَجُلَانِ أَحَدُهُمَا عَابِدٌ وَالْآخَرُ عَالِمٌ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَضْلُ الْعَالِمِ عَلَى الْعَابِدِ كَفَضْلِي عَلَى أَدْنَاكُمْ ثُمَّ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ وَأَهْلَ السَّمَوَاتِ وَالْأَرَضِينَ حَتَّى النَّمْلَةَ فِي جُحْرِهَا وَحَتَّى الْحُوتَ لَيُصَلُّونَ عَلَى مُعَلِّمِ النَّاسِ الْخَيْرَ قَالَ أَبُو عِيسَى هَذَا حَدِيثٌ حَسَنٌ غَرِيبٌ صَحِيحٌ 

Artinya: “Dari Abu Umamah Al-Bahili ia berkata; “Dua orang disebutkan di sisi Rasulullah SAW, salah seorang adalah ahli ibadah dan yang lain seorang yang berilmu, kemudian Rasulullah SAW. bersabda: “Keutamaan seorang alim dari seorang abid seperti keutamaanku dari orang yang paling rendah di antara kalian, “kemudian beliau melanjutkan sabdanya: “Sesungguhnya Allah, MalaikatNya serta penduduk langit dan bumi bahkan semut yang ada di dalam sarangnya sampai ikan paus, mereka akan mendoakan untuk orang yang mengajarkan kebaikan kepada manusia.” Abu Isa berkata; Hadits ini hasan gharib shahih.”

Dalam hadits ini, Imam Tirmidzi memberikan nilai bahwa kualitas hadits ini bernilai hasan gharib shahih. Dan dalam kitab Sunan-nya, Imam Tirmidzi sering menggunakan dan menggabungkan istilah itu dengan istilah-istilah lainnya yang menjadi karakteristiknya, dan terhitung baru dan belum pernah digunakan sebelumnya, misalnya hasan shahih dan hasan gharib. Sehingga sebagian ulama hadits, menurut Muhammad ‘Ajaj al-Khathib dalam kitabnya Ushul al-Hadits, menganggap terma itu janggal.

Kemudian Imam Tirmidzi dalam kitab karangannya yang lain, kitab al-Ilal al-Shagir menjelaskan tentang definisi hadits hasan. Sebuah ta’rif baru dalam Ulum al-Hadits untuk istilah hadits hasan yang baru pertama kali dikenal dalam ilmu musthalah al-hadits:

كل حديث يُروى لا يكون في إسناده من يتَّهم بالكذب، ولا يكون الحديث شاذًّا، ويُروى من غير وجه نحو ذلك فهو عندنا حسن

Artinya: “Setiap hadits yang diriwayatkan dan tidak terdapat pada sanadnya perawi yang pendusta dan hadits tersebut tidak syadz, serta diriwayatkan pula melalui jalan yang lain, maka menurut kami itu adalah hadits hasan.”

Kemudian dari definisi ini oleh Ibn Shalah dalam kitabnya Muqaddimah Ibn Shalah dijelaskan, bahwa Imam Tirmidzi mengenalkan dan mengisyaratkan definisi baru terkait pembagian hadits hasan. Yang kemudian hari dikenal hadits hasan lighairihi. 

Dan jenis kedua dari klasifikasi hadits hasan adalah hasan lidzatihi. Menurut Ibn Shalah diisyaratkan dan dikenalkan oleh Imam al-Khattabi, yang kemudian hari dalam kitab-kitab Ulum al-Hadits dibakukan, bahwa hadits hasan terbagi dua yakni; hadits hasan lidzatihi dan hasan lighairihi. Hal ini karena Imam al-Khattabi, sebagaimana dikutip Imam Jalaluddin Sayuthi dalam kitabnya, Tadribu Rawi fi Syarh al-Taqribu al-Nawawi, mendefinisikan hadits hasan sebagai berikut:

هو ما عرف مخرجه, و اشتهر رجاله و عليه مدار أكثر الحديث و يقبله أكثر العلماء

Artinya: “Hadits yang diketahui sumbernya pada kitab tertentu dan perawinya masyhur, dan sanadnya bertemu dengan sanad hadits lain, diterima dan dipakai oleh mayoritas ulama.

Demikianlah asal-usul dan sejarah hadits hasan yang mengalami perkembangan dan pembakuan. Diawali dan diperkenalkan oleh Imam Tirmidzi, kemudian dibakukan oleh para ulama hadits dalam kitab-kitab Musthalahu al-Hadits, dan diterima sebagai bagian dari klasifikasi kualitas hadits; shahih, hasan dan dha’if. Wallahu A’lam.

Engkus Kusnandar, Direktur Aswaja Center Majalengka

Download segera! NU Online Super App, aplikasi keislaman terlengkap. Aplikasi yang memberikan layanan informasi serta pendukung aktivitas ibadah sehari-hari masyarakat Muslim di Indonesia.

https://islam.nu.or.id/syariah/hadits-hasan-istilah-asal-muasal-dan-sejarahnya-Z1Yv4