Teks Khutbah Idul Fitri Terbaru 2021 Bahasa Indonesia – Karantina Suci Di Bulan Ramadhan

Teks Khutbah Idul Fitri Terbaru 2021 Bahasa Indonesia - Karantina Suci Di Bulan Ramadhan
Teks Khutbah Idul Fitri Terbaru 2021 Bahasa Indonesia – Karantina Suci Di Bulan Ramadhan

أَلْخُطْبَةُ الْأُوْلَى

(أَللَّهُ أَكْبَرُ. أَللَّهُ أَكْبَرُ. أَللَّهُ أَكْبَرُ). (أَللَّهُ أَكْبَرُ. أَللَّهُ أَكْبَرُ. أَللَّهُ أَكْبَرُ). (أَللَّهُ أَكْبَرُ. أَللَّهُ أَكْبَرُ. أَللَّهُ أَكْبَرُ). أَللَّهُ أَكْبَرْ كَبِيْرًا وَالحَمْدُ لِلَّهِ كَثِيْرًا وَسُبْحَانَ اللَّهِ بُكْرَةً وَأَصِيْلاً. لاَ إِلَهَ اِلاَّ اللَّهُ وَاللَّهُ أَكْبَرْ. أَللَّهُ أَكْبَرْ. وَ لِلَّهِ اْلحَمْدُ.

أَلْحَمْدُ ِللَّهِ الْمُنْعِمِ عَلَى مَنْ أَطَاعَهُ وَاتَّبَعَ رِضَاهُ.،الْمُنْتَقِمِ مِمَّنْ خَالَفَهُ وَعَصَاهُ. الَّذِى يَعْلَمُ مَا أَظْهَرَهُ الْعَبْدُ وَمَا أَخْفَاهُ. الْمُتَكَفِّلِ بِأَرْزَاقِ عِبَادِهِ فَلاَ يَتْرُكُ أَحَدًا مِنْهُمْ وَلاَيَنْسَاهُ. أَحْمَدُهُ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى عَلَى مَاأَعْطَاهُ. أَشْهَدُ أَنْ لآ إِلٰهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَشَرِيْكَ لَهُ شَهَادَةَ عَبْدٍ لَمْ يَخْشَ إِلاَّ اللَّهَ. وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الَّذِي اخْتَارَهُ اللَّهُ وَاصْطَفَاهُ. اللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى أٰلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ وَالاَهُ.

أَمّأَبَعْدُ فَيَآ أَيُّهَا النَّاسُ. إِتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تَقْوَاهُ. وَاعْلَمُوْا أَنَّ يَوْمَكُمْ هٰذَا يَوْمٌ عَظِيْمٌ, وَعِيْدٌ كَرِيْمٌ،أَحَلَّ اللَّهُ لَكُمْ فِيْهِ الطَّعَامَ. وَحَرَّمَ عَلَيْكُمْ فِيْهِ الصِّيَامَ. فَهُوَ يَوْمُ تَسْبِيْحٍ وَتَحْمِيْدٍ وَتَهْلِيْلٍ وَتَعْظِيْمٍ وَتَمْجِيْدٍ فَسَبِّحُوْا رَبَّكُمْ فِيْهِ وَعَظِّمُوْهُ وَتُوْبُوْا إِلَى اللَّهِ وَاسْتَغْفِرُوْهُ.

Allahu Akbar 3 x Walillahil Hamd

Jama’ah shalat ‘Idul-Fithri yang berbahagia…

Pertama-tama, kami berwasiat kepada diri sendiri, kemudian kepada para jama’ah, hendaklah kita tetap bertakwa kepada Allah Ta’ala dan bersyukur kepada-Nya atas nikmat yang telah dianugerahkan kepada kita. Allah Ta’ala telah menganugerahkan kepada kita dîn (agama) yang mulia ini, yaitu al-Islam. Allah telah menyempurnakan dan ridha Islam menjadi agama kita, dan sungguh, Allah Ta’ala telah menyempurnakan nikmat-Nya kepada kita.

Allahu Akbar 3 x Walillahil Hamd

Jama’ah shalat ‘Idul-Fithri yang berbahagia…

Terlebih dahulu saya ucapkan     من العائدين والفائزين والمفبولين. كلَّ عام وأنتم بالخير

Di pagi ini, di hari Idul Fitri ini kaum muslimin bersama-sama serempak menikmati selesainya ibadah puasa, shalat tarawih, tadarus, qiyamullail dan ibadah lainnya di bulan Ramadhan dengan sukses, aman, sehat dan afiat.  Sehingga di pagi ini kaum muslimin serempak melaksanakan shalat Idul Fitri, walau dengan menerapkan protokol kesehatan yang ketat karena saat ini masih masa pandemi Covid-19.

Hari Idul Fitri termasuk hari yang mulia, hari dimana kaum muslimin bersuka ria. Bahkan hari ini kaum muslimin diharamkan berpuasa, diberikan pahala yang berlipat ganda, dimerdekakan dari apai neraka, dan para malaikat turun untuk bersalaman dan memintakan ampunan orang-orang yang melakukan shalat Idul Fitri. Rasulallah Muhammdan saw bersabda:

عَنِ ابْنِ مَسْعُوْدٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ, عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: إِذَا صَامُوْا شَهْرَ رَمَضَانَ وَخَرَجُوْا إِلَى عِيْدِهِمْ يَقُوْلُ اللَّهُ تَعَالِى: يَامَلآئِكَتِى كُلُّ عَامِلٍ يَطْلُبُ أَجْرَهُ، وَعِبَادِيَ الَّذِيْنَ صَامُوْا شَهْرَهُمْ وَخَرَجُوْا إِلَى عِيْدِهِمْ يَطْلُبُوْنَ أُجُوْرَهُمْ إِشْهَدُوْا أَنِّى قَدْ غَفَرْتُ لَهُمْ. فَيُنَادِى مُنَادٍ: يَا أُمَّةَ مُحَمَّدٍ إِرْجِعُوْا إِلَى مَنَازِلِكُمْ قَدْ بُدِّلَتْ سَيِّئَاتُكُمْ حَسَنَاتٍ. فَيَقُوْلُ اللَّهُ تَعَالَى: يَاعِبَادِى صُمْتُمْ لِى وَأَفْطَرْتُمْ لِى فَقُوْمُوْا مَغْفُوْرًا لَكُمْ.

“Apabila orang-orang itu telah selesai berpuasa pada bulan Ramadlan lalu keluar menuju (shalat) hari raya mereka, maka Allah Ta’ala berfirman : “Wahai Malaikat-Malaikat-Ku, setiap yang beramal tentu mengharap/meminta pahalanya, dan sekarang hamba-hamba-Ku yang telah berpuasa sebulan dan keluar menuju (shalat) hari raya, juga meminta pahala mereka, maka saksikanlah olehmu sekalian bahwa Aku benar telah mengampuni mereka”. Kemudian suatu panggilan memanggil; “Hai umat Muhammad!, kembalilah kalian ke rumah kalian masing-masing, sesungguhnya kesalahan-kesalahan kalian telah diganti dengan kebajikan”. Lalu Allah Ta’ala berfirman; “Wahai hamba-hamba-Ku, kalian telah berpuasa untuk-Ku, dan telah berbuka untuk-ku, maka bangkitlah kalian dalam keadaan telah mendapatkan ampunan.”

Allahu Akbar 3 x Walillahil Hamd

Jama’ah shalat ‘Idul-Fithri yang berbahagia…

Fithrah adalah nur ‘aini, yakni cahaya mata hati. Kalau cahayanya terang maka anggota tubuh bergerak dengan baik. Kalau cahayanya redup maka susah untuk menggerakkan tubuh. Seiring bertambahnya usia, fitrah yang asli tadi tidak lagi kekal seperti asalnya karena pengaruh setan. Ketika pengaruh setan sangat besar maka cahaya hati kita akan redup dan kotor. Maka mesti dicuci. Bagaimana mencucinya? Harus dikarantina dan diservis dikembalikan ke bengkel yaitu Ramadhan.

Idul Fitri adalah awal kembali suci, setelah segala noda, dosa, dan sifat-sifat tak terpuji dibersihkan dalam ruang karantina bernama bulan Ramadhan. Oleh karenanya, sudah semestinya manusia menjaga kesucian tersebut setelah Ramadhan usai, ditandai dengan hari Raya Idul fitri, sampai dengan datangnya Ramadhan berikutnya. Diharapkan setelah Ramadhan, takwa itu kemudian melekat pada kepribadian orang-orang beriman, yang secara estafet akan melahirkan hal-hal positif dan unsur-unsur kemanfaatan dalam kehidupan si muttaqin (orang bertakwa). Dan di konteks inilah titik temu puncak dari ibadah puasa Ramadhan dengan ibadah-ibadah lain seperti haji, zakat dan berbagai ibadah lainnya.

Allahu Akbar 3 x Walillahil Hamd

Jama’ah shalat ‘Idul-Fithri yang berbahagia…

Mari merefleksikan diri tentang bulan Ramadhan!…

Esensi Ramadhan adalah momentum spesial “karantina suci” satu bulan penuh, menggembleng jiwa-jiwa yang beriman untuk menjadi lebih unggul, dan prestasi puncaknya yaitu menggapai “honoris causa” suci dari Allah swt berupa; takwa.

Ramadhan adalah “ladang mutiara” bagi yang memfungsikan momentum itu sebaik-baiknya. Namun Ia bukan apa-apa bagi orang yang salah jalan dalam menelusurinya. Sungguh kerugian besar jika Pasca Karantina tidak menghasilkan hal-hal positif yang terkait dengan ketakwaan setelah Ramadhan berlalu. Ibarat kendaraan mewah, pasca Ramadhan, manusia adalah habis melakukan perbaikan total, atau “turun mesin”, sudah semestinya harus dijaga, agar jangan kembali rusak hanya dalam hitungan detik, setelah keluar dari “bengkel spesialis” bernama Ramadhan.

Keagungan dan “kesaktian” bulan Ramadhan sebenarnya dapat menjadikan kita manusia yang unggul dan terdepan. Karena dengan puasa saja, belum lagi dengan ibadah yang lain, menjadi media untuk meningkatkan kualitas diri, yaitu dengan shaum (menahan diri) dari perbuatan yang tidak baik, tetapi memperbanyak perbuatan baik. Melalui puasa kita menjadi manusia yang taat dan berkualitas. Melalui puasa juga kita akan menjadi manusi yang cerdas secara intelektual maupun spriritual.

“Kesaktian” Ramadhan mampu menghantarkan umat Muhammad untuk bersalto melompat ke posisi terjauh yang ini tidak bisa dilampaui dengan bulan-bulan lain. Sudah maklum, ibadah sunnah di bulan Ramadhan bernilai ibadah wajib, satu ibadah wajib bernilai 70 ibadah wajib.

Malam al-Qodr (malam seribu bulan) juga hanya ada di bulan Ramadhan yang bernilai lebih dari seribu bulan (83 th lebih 4 bln). Sebagai contoh, seorang yang berjumpa dengan Ramadhan 10 kali saja yang berarti menemui malam al-Qodr 10 kali, maka sama dengan ia “bersalto” melompati umurnya sendiri hingga seperti berumur 833 tahun lebih 4 bulan yang digunakan untuk beramal sholih. Belum lagi “kesaktian” bulan Ramadhan yang lain, seperti puasa wajib, shalat terawih, zakat fitrah dan lain-lain.

“Lompatan” besar bagi umat Muhammad bersama Ramadhan inilah rupanya yang menjadikan ia kelak di yaumul hisab juara pertama banyaknya amal dibanding dengan umat-umat terdahulu yang berumur panjang-panjang.

Dalam kitab Nihayat Az-Zain, Syaikh Muhammad bin Umar bin Ali Nawawi Al-Jawi, beliau menyebutkan cara menghidupkannya dengan 3 tingkatan:

وَمَرَاتِبُ إحْيَائِهَا ثَلَاثَةٌ: عُلْيَا وَهِيَ إحْيَاءُ لَيْلَتِهَا بِالصَّلَاةِ وَوُسْطَى وَهِيَ إحْيَاءُ مُعْظَمِهَا بِالذِّكْرِ وَدُنْيَا وَهِيَ أَنْ يُصَلِّيَ الْعِشَاءَ فىِ جَمَاعَةٍ وَالصُّبْحَ فِى جَمَاعَةٍ (نهاية الزين ص 168)

  1. Ulya (tingkat atas): semalam suntuk menghidupkanya dengan shalat
  2. Wustha (tingkat menengah): menghidupkan sebagian besar malamnya dengan dzikir
  3. Dunya (tingkat rendah): menghidupkannya dengan shalat isya’ dan shubuh berjamaah

Begitu mudahnya menggapai lailatul qadr. Rumus matematika pahala dalam hal ini tetap berlaku: الثواب بقدر التعب

banyak sedikitnya pahala menyesuaikan kepayahan (banyak sedikit) amalnya.

Ada kiat yang sederhana agar kita mendapatkan lailatul qadr. Yakni: tiap malam Ramadhan shalat maghrib dan isya’ berjamaah dilanjutkan dengan shalat tarawih. Kalau masih longgar ikut tadarus, membaca, menyimak atu hanya mendengarkan Al-Qur’an. Shalat shubuh juga berjamaah, dengan cara seperti ini rutin kita lakukan tiap malam sampai akhir Ramadhan insyaallah akan mendapatkan lailatul qadr. Rasul bersabda:

مَنْ صَلَّى الْمَغْرِبَ وَالْعِشَاءَ فِى جَمَاعَةٍ حَتَّى يَنْقَضِيَ شَهْرُ رَمَضَانَ فَقَدْ أَخَذَ بِلَيْلَةِ الْقَدْرِ بِحَظٍّ وَافِرٍ.

“Barangsiapa yang shalat maghrib dan isya’ berjamaah hinggah habis Ramadhan, maka ia mendapatkan lalilatul qadr dengan bagian yang sempurna.”

Di malam tersebut Allah memperlihatkan dzat-Nya (tajalli) sampai shubuh dan malaikat naik turun ke bumi dengan membawa rahmat, salam dan menunaikan hajat hamba-hamba-Nya. Malam tersingkapnya keajaiban alam malakut. Sebenarnya lailatul qadr itu waktunya sangat cepat secepat kilat, namun berkah dan keutamannya menaungi seluruh malam tersebut.

Rangkaian ibadah Ramadhan kita sempurnakan dengan membayar zakat fitrah. Imam Waki’ bin Jarrah, gurunya imam As-Syafi’i, mengibaratkan zakat fitrah dengan sujud sahwi. Beliau berkata:

زَكَاةُ الْفِطْرِ لِشَهْرِ رَمَضَانِ كَسَجْدَةِ السَّهْوِ لِلصَّلَاةِ. تَجْبُرُ نَقْصَ الصَّوْمِ كَمَا يَجْبُرُ السُّجُوْدُ نَقْصَ الصَّلَاةِ. (إعانة الطالبين الجزء الثاني ص 167)

“(Fungsi) zakat fitrah untuk Ramadhan seperti (fungsi) sujud sahwi untuk shalat. Zakat fitrah menambal kekurangan atau cacatnya puasa sama halnya sujud sahwi menambal kekurangan atau cacatnya shalat.”

Allahu Akbar 3 x Walillahil Hamd

Jama’ah shalat ‘Idul-Fithri yang berbahagia…

Mari merenung bersama!…

Waktu berjalan sangat cepat, seakan baru kemarin Ramadhan datang menyapa kita. Tanpa terasa, saat ini kita sudah ditinggalkan Ramadhan. Kita lepas kepergian Ramadhan dengan kepedihan hati. Mungkin Ramadhan akan kembali pada tahun depan, akan tetapi Allah belum tentu menakdirkan kita bisa berjumpa kembali dengan Ramadhan. Mungkin Ramadhan kemarin terakhir bagi kita.

  • Sungguh beruntung, orang yang telah berpuasa Ramadhan dengan dilandasi iman dan niat semata mengharap ridha Allah.
  • Sungguh berbahagia, orang yang menghidupkan malam-malam Ramadhan dengan berbagai ibadah dengan dilandasi iman dan niat semata mengharap ridha Allah.
  • Sungguh mujur, orang yang memperbanyak tilawatil qur’an dengan dilandasi iman dan niat semata mengharap ridha Allah.
  • Sungguh bejo, orang yang menghidupkan lailatul qadr dengan dilandasi iman dan niat semata mengharap ridha Allah.
  • Dan sungguh beruntung, orang yang menyempurnakan puasa Ramadhannya dengan membayar zakat fitrah dengan dilandasi iman dan niat semata mengharap ridha Allah.

Alhamdulillah, di masa pandemi Ramadhan yang kedua ini kita tetap khusuk dan antusias melaksanakan kuwajiban, sunnah dan anjuran di bulan Ramadhan. Semoga semua rangkaian ibadah kita di bulan Ramadhan ini diterima Allah, dilipatgandakan pahalanya, diampuni dosa-dosa kita, dikabulkan doa kita, terasah kepedulian sosial kita, sehat jasmani dan ruhani kita serta dipertemukan kembali dengan Ramadhan tahun depan. Aamiin

Monggo kita bertekat, nuansa Ramadhan yang telah kita ciptakan ini (shalat berjamaah, qiyamullail, bersedekah, tilawatil qur’an, mengaji, peduli dengan sesama, dan menahan amarah serta nafsu syahwat) kita bawa dan kita biasakan di bulan-bulan lainnya. Jangan sampai hanya terhenti di bulan Ramadhan saja.

جَعَلَنَا اللَّهُ وَإِيَّاكُمْ مِنَ الْعَائِدِيْنَ الْفَائِزِيْنَ الْمَقْبُوْلِيْنَ. وَأَدْخَلَنَا فِى زُمْرَةِ عِبَادِهِ الصَّالِحِيْنَ. أعُوْذُ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ: قَدْ أَفْلَحَ مَنْ تَزَكَّى. وَذَكَرَ اسْمَ رَبِّهِ فَصَلَّى.

بَارَكَ اللَّهُ لِي وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ وَنَفَعَنِي وَاِيِّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الْآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. وَتَقَبَّلَ مِنِّى وَمِنْكُمْ تِلَاوَتَهُ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ اْلعَلِيْمُ.. وَاسْتَغْفِرُوْهُ, اِنَّهُ هُوَاْلغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ.

أَلْخُطْبَةُ الثَّانِيَّةُ

أَللَّهُ أَكْبَرُ (x7)  أَللَّهُ أَكْبَرُ كَبِيْرًا وَاْلحَمْدُ لِلَّهِ كَثِيْرًا وَسُبْحَانَ اللَّهِ بُكْرَةً وَ أَصْيْلاً لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللَّهُ وَاللَّهُ أَكْبَرْ أَللَّهُ أَكْبَرُ وَلِلَّهِ اْلحَمْدُ.

اْلحَمْدُ للهِ الَّذِي مَنْ عَلَيْنَا بِفَضْلِهِ الْجَسِيْمِ, اِذْ مَنَّ عَلَيْنَا بِمُحَمَّدٍ اَفْضَلِ الْخَلْقِ اَجْمَعِيْنَ, فَهَدَانَا اِلَى دِيْنِ الْحَقِ وَالصِّرَاطِ الْمُسْتَقِيْمِ. وَاَشْهَدُ اَنْ لآ اِلَهَ اِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ الْكَرِيْمِ الْحَلِيْمِ, وَاَشْهَدُ اَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ وَصَفِيُّهُ وَخَلِيْلُهُ الَّذِي خَصَّ بِالْخُلُقِ الْعَظِيْمِ صَلَّى اللهُ  عَلَي سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وِعَلَى اَلِهِ وَاَصْحَابِهِ اَلَّذِيْنَ فَازُوْا بِالْحَظِّ وَسَلَّمَ تَسْلِيْمًا كِثيْرًا.

اَمَّا بَعْدُ: فَياَ اَيُّهَا النَّاسُ اِتَّقُوااللهَ فِيْمَا اَمَرَ وَانْتَهُوْا عَمَّا نَهَى وَزَجَرَ.وَاعْلَمُوْا اَنَّ اللهّ اَمَرَكُمْ بِاَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ وَثَـنَّى بِمَلآ ئِكَتِهِ فَقَالَ تَعاَلَى اِنَّ اللهَ وَمَلآ ئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِى يآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَنْبِيآئِكَ وَرُسُلِكَ وَمَلآئِكَةِ اْلمُقَرَّبِيْنَ وَارْضَ اللهُمَّ عَنِ اْلخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ اَبِى بَكْرٍوَعُمَروَعُثْمَان وَعَلِى رَضِيَ اللهُ تَعَالَى عَنْهُمْ وَعَنْ بَقِيَّةِ الصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ وَتَابِعِي التَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِاِحْسَانٍ اِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ وَارْضَ عَنَّا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا اَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ.

اللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيآءِ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ اَللَّهُمَّ اَعِزَّ اْلاِسْلاَمَ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَاْلمُشْرِكِيْنَ وَانْصُرْ عِبَادَكَ اْلمُوَحِّدِيْنَ وَانْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ اْلمُسْلِمِيْنَ وَدَمِّرْ اَعْدَاءَ الدِّيْنِ وَأَعْلِ كَلِمَاتِكَ اِلَى يَوْمَ الدِّيْنِ. اَللَّهُمَّ اكْفِنَا شَرَّ مَنْ يُؤْذِيْنَا وَاَهْلِكْ مَنْ اَرَادَنَا بِالسُّوءِ يَآارْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ اِرْحَمْنَا وَفَرِّجْ عَلَيْنَا وَالْمُسْلِمِيْنَ. اللهُمَّ ارْفَعْ وَادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ وَالْغَلَاءَ وألطَّاعُوْنَ وَفرس كورونا وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتَنِ وَاْلمِحَنِ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ، عَنْ بَلَدِنَا اِنْدُونِيْسِيَّا خَآصَّةً وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عآمَّةً. يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ. رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. رَبَّنَا ظَلَمْنَا اَنْفُسَنَاوَاِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ اْلخَاسِرِيْنَ.

عِبَادَاللهِ : اِنَّ اللهَ يَأْمُرُنَا بِاْلعَدْلِ وَاْلاِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِى اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْي يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ فَاذْكُرُوا اللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَاسْئَلُوْهُ مِنْ فَضْلِهِ يُؤْتِكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ اَكْبَرُ.

Muqorrobin
(Ketua Biidang Peribadatan Masjid NU PO – Wakil Katib PCNU Ponorogo)

https://nuponorogo.or.id/teks-khutbah-idul-fitri-terbaru-2021-bahasa-indonesia-karantina-suci-di-bulan-ramadhan/

Author: Tim Redaksi