Sederet Tradisi Unik di Sejumlah Daerah untuk Menyambut HUT RI

Jakarta, NU Online

Menyambut Hari Kemerdekaan Republik Indonesia pada 17 Agustus 2022 mendatang, setiap daerah di penjuru Nusantara memiliki beragam tradisi unik. Tradisi tersebut biasanya diambil dari kebiasaan-kebiasaan masyarakat yang telah berlangsung cukup lama.

Tradisi-tradisi tersebut dikemas dalam bentuk lomba. Selain bertujuan menyambut HUT RI, kegiatan itu juga dapat memperkuat tradisi itu sendiri agar generasi muda mengenalnya.

Berikut sederet tradisi dalam merayakan HUT RI dikutip NU Online dari berbagai sumber:

1. Lomba pacu kude di Aceh

Dilansir dari laman Kemdikbud, masyarakat Kabupaten Aceh Tengah memiliki tradisi unik menyambut hari kemerdekaan, yakni lomba pacuan kuda tradisional dengan joki tanpa menggunakan pelana. 

Tradisi ini oleh masyarakat setempat disebut Pacu Kude, menjadi atraksi yang mampu menyedot puluhan ribu penonton. Saat ini pergelaran pacu kude dijalankan rutin sebagai agenda pariwisata di Kabupaten Aceh Tengah dan Bener Meriah.

Secara tradisi, pacuan kuda itu digelar sesudah musim panen padi di persawahan Gayo. Sehingga, pacuan kuda ini juga menjadi hiburan dan pelepas penat para petani setelah berhasil panen.

Pada masa lalu, musim panen di Gayo berlangsung pada bulan Agustus. Hal itu juga membuat pacuan kuda diselenggarakan pada bulan Agustus. Biasanya diikuti peserta berusia 12-20 tahun adu cepat memacu kuda tanpa pelana.

2. Lomba sampan layar di Batam

Sampan layar sendiri adalah jenis permainan tradisional masyarakat Melayu yang digelar sejak 1959. Lombanya tidak berbeda jauh dengan perlombaan bahari lainnya. Perlombaan dibagi menjadi beberapa kategori, dan masing-masing peserta akan beradu cepat untuk menyentuh garis finish.

Sesuai dengan namanya, lomba sampan layar memanfaatkan angin untuk memacu kecepatan. Saat lomba berlangsung, sampan karam maupun layar patah sudah menjadi pemandangan umum yang menjadi hiburan tersendiri buat masyarakat.

3. Pawai jampana di Bandung

Bergeser ke Kota Kembang, ada tradisi pawai membawa hasil bumi atau dikenal dengan pawai Jampana. Tradisi ini dilakukan sebagai perwujudan rasa syukur terhadap hasil panen masyarakat sekaligus untuk menyambut momen bersejarah bagi Indonesia, yakni hari kemerdekaan. Tandu yang ada di dalam pawai ini bukan hanya satu, melainkan ada puluhan.

Isi tandu bukan hanya hasil bumi, tapi juga hasil kerajinan masyarakat. Selanjutnya isi tandu akan diperebutkan oleh peserta pawai dan warga yang ikut menyaksikan pawai. Lalu, makanan yang juga ada pada tandu akan disantap bersama-sama.

Kostum para peserta pawai juga tak kalah nyentrik. Sehingga menarik perhatian warga lainnya. Tandu tersebut nantinya akan diperebutkan warga untuk mendapatkan isinya.

4. Obor estafet di Semarang

Tradisi yang tidak kalah unik dan meriah juga dilakukan oleh warga Semarang, tepatnya di Kelurahan Papandayan, Kecamatan Gajahmungkur, Semarang, Jawa Tengah.

Masyarakat melakukan lari obor estafet. Acara ini juga sudah dilakukan sejak lama kurang lebih 30 tahun. Yang menjadi peserta dalam lomba lari sambil membawa obor ini adalah para atlet terbaik di Semarang.

Obor dianggap sebagai simbol semangat dari para pahlawan saat memperjuangkan kemerdekaan Republik Indonesia. Melalui lomba obor estafet ini, masyarakat diharapkan dapat mencontoh semangat para pahlawan dan melanjutkan perjuangan mereka dalam mengisi kemerdekaan.

5. Tirakatan di Jawa

Tirakatan adalah tradisi wajib yang biasa dilakukan setiap tanggal 16 Agustus malam. Acara ini biasanya dihadiri oleh para sesepuh dan pejabat desa, serta warga setempat.

Susunan acaranya meliputi pembacaan sajak atau mengenang jasa pahlawan, mengheningkan cipta, doa bersama, lalu kemudian dilanjutkan dengan makan bersama satu kampung.

Biasanya, dalam acara ini juga akan ada penyerahan hadiah untuk berbagai macam lomba yang sudah diadakan sebelumnya.

6. Barikan di Malang 

Barikan merupakan tradisi tasyakuran yang dilaksanakan masyarakat Kota Malang, Jawa Timur (Jatim) pada malam Hari Kemerdekaan Republik Indonesia atau setiap 16 Agustus.

Hajatan tersebut biasanya diisi dengan doa dan renungan bersama. Kemudian, dilanjutkan dengan menyanyikan lagu nasional dan menyantap berkat yang telah disediakan. Adapun hidangan yang kerap disajikan berupa tumpeng dan buah-buahan.

Selain sebagai bentuk rasa syukur dan momen mengenang jasa para pahlawan, Barikan juga menjadi ajang silaturahmi antarwarga di Kota Apel.

Melalui tradisi ini pemimpin daerah menyampaikan pesan moral nasionalis yang dilanjutkan makan nasi tumpeng bersama sembari duduk lesehan.

7.  Peresean di Lombak

Suku Sasak di Lombok mengenal sebuah tradisi berupa pertarungan yang disebut peresean atau perisaian. Tradisi peresean dilakukan oleh dua orang pria dari suku sasak yang bertarung layaknya gladiator.

Peresean adalah pertarungan antara dua lelaki yang bersenjatakan tongkat rotan (penjalin) dan berperisai kulit kerbau yang tebal dan keras (perisai disebut ende). Tradisi ini dilakukan oleh masyarakat suku Sasak, Lombok, Nusa Tenggara Barat, Indonesia. Peresean termasuk dalam seni tari daerah Lombok. Petarung dalam Peresean biasanya disebut pepadu dan wasit disebut pakembar.

Peresean juga termasuk media yang digunakan oleh para pepadu untuk melatih ketangkasan, ketangguhan, dan keberanian dalam bertanding. Konon, Peresean juga sebagai upacara memohon hujan bagi suku Sasak di musim kemarau. Kini, Peresean digelar untuk menyambut tamu atau wisatawan yang berkunjung ke Lombok.

8. Teluk abang di Palembang

Beralih ke Pulau Sumatra. Di Palembang ada tradisi perayaan HUT RI yang unik, yaitu mengecat telur dengan warna merah.

Sebelum dicat, telur tersebut harus direbus terlebih dahulu. Kemudian diletakkan di sebuah wadah berbentuk mainan.

9. Lomba dayung di Banjarmasin

Masyarakat Banjarmasin merayakan Hari Kemerdekaan Indonesia dengan menggelar lomba dayung perahu yang berbentuk naga.

Sungai Martapura menjadi tempat perlombaan itu. Tradisi itu juga bertujuan untuk mencari pendayung ahli, yang mampu berkompetisi dengan pendayung dari daerah lainnya.

10. Sepak bola durian di Kebumen

Namanya tetap sepakbola meski tidak menggunakan bola sepak pada umumnya. Dalam tradisi ini, bola sepak diganti buah durian. Kebayang dong betapa ekstremnya tradisi ini?

Maka dari itu, sebelum tradisi digelar, biasanya warga berdoa agar para pemain diberi keselamatan. Tradisi ekstrem ini digelar dalam menyambut HUT RI.

Kontributor: Suci Amaliyah

Editor: Fathoni Ahmad

Download segera! NU Online Super App, aplikasi
keislaman terlengkap. Aplikasi yang memberikan layanan informasi serta pendukung
aktivitas ibadah sehari-hari masyarakat Muslim di Indonesia.

https://www.nu.or.id/nasional/sederet-tradisi-unik-di-sejumlah-daerah-untuk-menyambut-hut-ri-mopcQ