Oleh Mamluatur Rahmah
Dosen Fakultas Ushuludin dan Dakwah IAIN Surakarta
Puasa dan kekuatan imun menjadi kekuatan yang layak dimiliki oleh seluruh manusia. Dalam agama islam juga dijelaskan bahwa ibadah puasa itu mampu mempengaruhi kekebalan tubuh manusia. Kekebalan tubuh ini sesungguhnya adalah utusan Allah untuk menjaga manusia dari serangan berbagai macam penyebab penyakit.
Mengapa makhluk ciptaan Allah yang disebut manusia ini bisa bertahan ribuan tahun bahkan sampai ratusan atau jutaan tahun di muka Bumi. Padahal di bumi ini juga banyak sekali sumber penyakit seperti virus, bakteri, jamur, atau parasit-parasit yang terus menerus mengancam kehidupan manusia? Padahal zaman dahulu kala belum ada yang namanya antibiotik atau vaksin yang digunakan sebagai obat untuk melindungi manusia dari serangan penyakit?
Secara mudahnya kita bisa menjawab bahwa sesungguhnya di dalam tubuh manusia itu memang ada kekuatan yang luar biasa yang diberikan Allah untuk menjaga tubuh manusia dari berbagai ancaman. Kekuatan itulah yang disebut sistem kekebalan tubuh atau sistem imun. Maka dimasa pandemi Covid 19 sekarang ini kekebalan tubuh harus tersu dijaga aga tidak bisa ditembus oleh virus Covid 19 ini.
Teori-teori Ilmiah menjelaskan bahwa jiwa manusia dapat mempengaruhi kekebalan tubuh. Sebagai umat muslim, salah satu olah jiwa yang terbaik yang bisa dilakukan adalah puasa. Ritual puasa ini pun tidak hanya dilakukan oleh penganut agama islam saja. Agama-agama lain pun juga menjalankan ritual puasa. Ajaran islam memperintahkan untuk melakukan puasa, bahkan puasa menjadi rukun islam, yang artinya menjadi kewajiban untuk penganut agama islam menjalankan puasa, yaitu ada satu bulan wajib yang harus digunakan untuk melakukan puasa, salah satu tujuannya adalah sebagai olah jiwa tahunan. Inilah olah jiwa yang akan mempengaruhi kekebalan tubuh manusia.
Tapi apakah biasa berpuasa ramadan mampu membuat tubuh menjadi sehat dan dapat meningkatkan imunitas? Dalam pandangan islam, Kesehatanmerupakanpengalaman kesejahteraan yang timbul dari perasaan yang terhubung dengan sumber kehidupan, yaitu Allah. Termanifestasikan dengan adanya keseimbangan dinamis yang melibatkan aspek fisik psikologis seseorang didalam melakukan interaksi dengan dirinya sendiri, lingkungan alam dan sosailnya.
Manusia menurut Alquran adalah suatu organisme utuh yang berfungsi dengan cara tertentu. Manusia bukan hanya sekadar tubuh tempat atau jasmaninya saja, melainkan mencakup berbagai hal pada bagian dalam diri manusia. Yang dapat disebut dengan jiwa dan keduanya membentuk satu unit yang tersturktur dan terorganisir.
Ibadah-ibadah yang manusia lakukan seperti halnya puasa, jika dilakukan dengan ikhlas dan penuh penghayatan akan membawa pengaruh positif terhadap emosi jiwa manusia sehingga menjadi lebih tenang. Emosi yang tenang inilah yang akan berpengaruh terhadap sistem limbik (susunan syaraf pusat yang menjadi pusat program emosi). Disistem inilahakan mengatur sekresi hormon-hormon tertentu, kortisol salah satunya dan hormon-hormon lain yang ada pada tubuh manusia.
Sesungguhnya jiwa dan raga manusia adalah satu kontinum atau rangkaian yang tidak bisa terpisahkan. Apa yang terjadi pada jiwa akan mempengaruhi raga begitupula sebaliknya apa yang terjadi pada raga juga akan mempengaruhi jiwa.
Lalu seperti apa yang akan terjadi pada tubuh ketika manusia berpuasa? Pada dasarnya proses puasa adalah proses mengistirahatkan organ tubuh. Terutama organ pada pencernaan dan regenerasi sel yang dapat meningkatkan imunitas tubuh. Ketika melakuan ibadah puasa ramadan misalnya, manusia dilarang makan dan minum selama kurang lebih 13 jam. Selama kurun waktu itulah sistem pencernaan diistirahatkan dan sel-sel tubuh mengalami regenerasi.
Saat berpuasa, sistem pencernaan yang sebelumnya bekerja terus-menerus selama 11 bulan, akan beristirahat sementara. Pada masa istirahat inilah sel-sel tubuh akan memperbaiki diri. Pada saat berpuasa, proses pembentukan komponen sel darah (hematopoietik) akan bekerja dengan cara mengeluarkan sel-sel imunitas tubuh lebih baik seperti sel limfosit T dan sel limfosit B untuk pertahanan tubuh. Kedua sel itulah yang mampu menghasilkanantibodi untuk melawan berbagai virus atau kuman yang masuk pada tubuh manusia. Hal terpenting adalah menjaga imunitas tubuh dengan cara makan yang bernutrisi tinggi, banyak minum air putih, dan istirahat yang cukup. Asupan gizi selama puasa juga harus terkontrol dan seimbang.
Terkait dengan menjaga fisik tubuh manusia, sudah di jelaskan didalam Alquran pada surat Al-A’raf ayat 31
وَكُلُوْا وَاشْرَ بُوا وَ لاَ تُسْرِفُوْا , اِنَّه لاَ يُحِبُّ الْمُسْرِفِيْنَ ……
Yang artinya, ….. Makan dan minumlah. Dan jangan berlebih-lebihan. Allah tidak senang kepada orang-orang yang berlebihan.
Agar tubuh tetap berstamina dalam menjalankan ibadah puasa ramadan yang yang harus dilakukan adalah manusia diajarkan tetap fokus memperbanyak ibadah selama di bulan ramadan. Karena ramadan adalah bulan yang penuh keberkahan dan bulan ibadah. Agar puasa kita tidak hanya diisi dengan tidur terus menurus, bisa mengisinya dengan pekerjaan-pekerjaan yang ringan-ringan, seperti membaca Alquran, berdzikir, bersedekah, memberi makan orang yang berbuka puasa dan lain sebagainya. Ramadan sejatinya adalah bulan ibadah, bukan bulan untuk memperbanyak makan. Maka itulah dibulan ramadan kebiasan makan manusia berkurang. Pada hari-hari biasa, bisa 3 atau 4 kali, namun dibulan ramadan ini cukup 2 kali, disaat buka puasa dan sahur.
Dengan memperbanyak melakukan aktivitas ibadah seperti di atas, maka tubuh akan terasa sehat. Karena, jiwa dan raga itu sebuah kontinum yang tidak dapat dipisahkan. Apa yang terjadi di dalam jiwa akan mempengaruhi raga dan sebaliknya.
Dalam berpuasa, sangat wajar jika tubuh mengalami lemas atau dehidrasi. Namun efek lemas atau dehidarasu ini bisa atasi dengan cara kita ketika melakukan buka puasa atau sahur. Badan yang Lemas dapat terjadi karena dehidrasi ringan dan penurunan gula darah (hipoglikemia) dalam tubuh. Dehidrasi dapat membuat seseorang menjadi mengantuk, kurang berkonsentrasi karena sel tubuh kekurangan cairan, serta kondisi hipoglikemia.
Dalam dunia kesehatan kondisi tersebut bisa dihindari dengan cara mengonsumsi minimal 2 liter air putih dalam sehari. Dengan cara tersebut maka kebutuhan cairan bisa terpenuhi. Atau dengan memaksimalkan minum air putih sebanyak 8-10 gelas selama waktu tidak berpuasa, yaitu mulai maghrib sampai dipenghujung imsak.
Untuk mencukupi kebutuhan cairan tersebut, kita bisa membaginya dengan dengan formasi 2-3-3. Yaitu 2 gelas saat berbuka, 3 gelas saat malam hari setelah isya, shalat tarawih dan sebelum tidur, serta 3 gelas saat sahur. Selain itu harus menghindari makanan yang dapat membuat dehidrasi, seperti makanan tinggi garam serta kopi, alkohol, dan soda. Jangan lupa untuk perbanyak makanan yang memiliki banyak kandungan air seperti sayur, timun, tomat, dan buah-buahan.
https://nujateng.com/2021/05/puasa-menguatkan-kekebalan-imun/