Makassar, NU Online
Pengurus Harian Syuriyah Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Sulawesi Selatan (Sulsel) melaksanakan rapat pengurus harian syuriyah yang terdiri dari Wakil Rais, Katib dan Wakil Katib di Rumah Makan Ulu Juku, Kota Makassar. Selasa (25/5).
Para ulama yang hadir dalam pertemuan tersebut diminta untuk memberikan pandangan terkait posisi Rais Syuriyah PWNU Sulsel yang ditinggalkan AGH Sanusi Baco karena wafat beberapa waktu yang lalu.
Wakil Rais Syuriyah PWNU Sulsel, KH Kaswad Sartono menyampaikan bahwa ketika Rais Syuriyah berhalangan tetap maka wakil rais di bawahnya menggantikan posisi Rais, untuk itu KH Najamuddin sudah semestinya menjadi Rais PWNU Sulsel menggantikan AGH Sanusi Baco.
“Sebagaimana di PBNU, Wakil Rais Amm menggantikan posisi Rais Amm, hal ini sudah diatur dalam AD/ART pasal 48,” ujarnya.
Baca juga: Innalillahi Ulama Karismatik Sulsel AGH Sanusi Baco Berpulang
Selanjutnya, Wakil Rais Syuriyah PWNU Sulsel yang diminta berpendapat adalah Andi Aderus, menurutnya sosok Rais Syuriyah diharapkan bisa menjadi pemersatu dan tidak merangkap jabatan, dalam hal ini KH Najamuddin sosok yang tepat.
“Mungkin sebaiknya beliau independen dan secara kealiman sangat mendukung,” ujar akademisi UIN Alauddin ini.
Sementara itu, Prof Kadir Ahmad mengungkapkan Rais Syuriah adalah koordinator, makanya selepas Anregurutta KH Muh Sanusi Baco perlu dilakukan transformasi syuriyah.
“Bahwa kepakaran dan keilmuan ulama itu berbagai macam, untuk itu syuriah perlu membagi rata peran keulamaan,” harap peneliti utama Litbang Kemenag Makassar.
KH Andi Abdul Hamzah yang turut hadir dalam pertemuan tersebut mengungkapkan, gerakan dakwah Ulama NU yang tergabung dalam jajaran syuriyah perlu digiatkan kembali dan perlu diintensifkan berbagai kajian keislaman agar aneka permasalahan yang terjadi di masyarakat bisa terjawab.
Usai mendengar berbagai pandangan, para peserta rapat syuriyah yang hadir dalam pertemuan tersebut semuanya sepakat dan mengerucut kepada satu nama yang layak menjadi Rais Syuriyah PWNU Sulsel yaitu Prof KH Najamuddin Abd Safa.
Setelah diminta kesediaannya sebagai Rais Syuriyah PWNU Sulsel, KH Najamuddin mengungkapkan, banyak pihak yang menanyakan terkait pengganti rais syuriyah dan jawaban yang diberikan adalah sesuai mekanisme dan aturan yang ada.
“Jangan paksa saya jika berlawanan dengan aturan dan mekanisme yang ada,” ujarnya.
Guru Besar Bahasa Arab Universitas Hasanudin Makasar ini mengungkapkan bahwa amanah yang diberikan kepadanya cukup berat, untuk itu ia akan melaksanakan kepemimpinan kolektif di tingkat syuriyah sebagaimana masukan pada rapat tertutup tersebut.
Syeikhul Ma`had di Pesantren An-Nahdlah Makassar ini mengungkapkan, PWNU Sulsel perlu menghidupkan berbagai forum kajian dan bahtsul masail untuk mengkaji secara mendalam dan memberikan jawaban persoalan-persoalan keumatan dewasa hari ini.
“Saya terpilih ini kecelakaan, karena terlanjur masuk di jajaran syuriyah dan ini juga amanah alim ulama yang hadir. Insyaallah saya akan lanjutkan amanah Anregurutta KH Sanusi Baco sebagai tanggung jawab saya sebagai seorang murid dan kita yang hadir di sini adalah murid-murid gurutta,” tutupnya
Kontributor: Andy Muhammad idris
Editor: Aiz Luthfi