Peringati Hari Kebangkitan Nasional, Pemuda Gajah Gelar “Madang Gedhen”

Suasana madang gedhen di halaman musala Nurul Huda Gajah
Suasana madang gedhen di halaman musala Nurul Huda Gajah

NU Online Ponorogo – Para kader GP Ansor dan Banser Ranting Gajah Sambit terlibat aktif dalam kegiatan unik untuk memperingati Hari Kebangkitan Nasional atau HKN. Senyampang masih dalam suasana Idul Fitri mereka mengajak anggota Karang Taruna Manggala Desa Gajah memperingati HKN bernuansa silaturahmi.

Selain acara silaturrahmi HKN kali ini dihiasi dengan diskusi mengambil tema “Madang Gedhen Mepererat silaturahmi dan memperkuat Persatuan dan Kesatuan.” Gelaran ini dilaksanakan di musala Nurul Huda, Kamis (20/5) kemarin.

Sekedar untuk diketahui, Karang Taruna Manggala adalah organisasi Pemuda di tingkat RT & RW di Dukuh Gajah dan Dukuh Ngrancah Desa Gajah Kecamatan Sambit Kabupaten Ponorogo.

Para anggota Karang Taruna Manggala berbaur akrab mengikuti silaturrahmi dan diskusi dalam rangka Peringatan Hari Kebangkitan Nasional
Para anggota Karang Taruna Manggala berbaur akrab mengikuti silaturrahmi dan diskusi dalam rangka Peringatan Hari Kebangkitan Nasional

Acara dibuka langsung oleh Wiyoso Ketua Karang Taruna Manggala. Dalam sambutanya Wiyoso mengatakan acara ini bertujuan untuk memupuk sinergitas antar anggota agar lebih kompak dan maju.

“Pemuda harus bangkit, aktif dan kreatif, jangan sampai tertinggal zaman, harus menjadi motor atau pengerak bagi lingkungannya khususnya dan Desa pada umumnya,” ucap salah satu aktivis GP Ansor Gajah ini.

Istarno tokoh masyarakat setempat menambahkan, meskipun para anggota Karang Taruna Manggala berlainan tempat tinggal, namun tetap harus menunjukkan kekompakan dalam segala hal.

“Pemuda adalah garda terdepan dalam sektor apapun dan dimanapun,” tandasnya.

Seluruh acara formal berlangsung di dalam musala Nurul Huda. Selama acara seluruh yang hadir duduk rapi membentuk formasi melingkar memenuhi ruangan. Ada dua formasi, kaum laki-laki satu lingkaran dan lingkaran kedua dipenuhi para wanita. Begitu acara ditutup dengan doa dilanjut “madang gedhen” (makan besar, Red).

Tempat makan tidak lagi di dalam musala, tetapi semuanya diminta pindah ke halaman musala. Di situ mereka membentuk empat barisan, setiap anggota dua barisan duduk saling berhadapan untuk menyantap hidangan makan yang dibawa dari rumah masing-masing. Suasana penuh keakraban begitu terasa malam itu.

Reporter: Rohman
Editor : Budi

https://nuponorogo.or.id/peringati-hari-kebangkitan-nasional-pemuda-gajah-gelar-madang-gedhen/

Author: Tim Redaksi