Jelang Akhir Tahun, Peziarah Padati Makam Ulama NU Dongkelan

Bantul, NU Online

Bukan hanya termasyhur dengan predikatnya sebagai destinasi wisata budaya, Daerah Istimewa Yogyakarta juga memiliki wisata religi yang dapat dikunjungi, salah satunya kompleks Pemakaman Phatok Negoro Dongkelan Kauman, Tirtonirmolo, Bantul, Yogyakarta.

 

Para peziarah terlihat memadati kompleks pemakaman tersebut, Jumat (31/12/2021). Sejumlah ulama NU diketahui dimakamkan di komplek tersebut, antara lain KH M Munawwir, KH Ali Maksum, KH Warson, Gus Kelik, KH Najib, dan KH Atabik.

 

Tepat di samping kompleks itu, terdapat sebuah masjid ikonik yakni Masjid Nurul Huda atau Pathok Negara Dongkelan. Pengurus masjid dan makam Dongkelan Bustomi mengatakan bahwa sedikitnya 250 peziarah datang secara berkala mengunjungi kompleks makam dalam sehari.

 

“Full. Minimal itu 250 per hari ada, 24 jam. Pagi ini saja ada 8 mobil, ada yang dari Batang 1 bis. Tadi juga 3 bis dari Pondok Pesantren Darus Salam Muntilan,” urai Bustomi kepada NU Online saat ditemui di Masjid Phatok Negara.

 

Bustomi menerangkan, terdapat hari tertentu makam ramai didatangi oleh peziarah yakni pada hari Kamis, Jumat, Sabtu, dan Ahad. Dikatakan, peziarah tersebut datang dari latar yang beragam. “Paling ramai itu Kamis, Jumat, Sabtu, Minggu, 4 hari. Akhir tahun ini ramai, tapi sebelum ada Covid-19 lebih ramai lagi,” imbuhnya.

 

Ia mengatakan bahwa aktivitas wisata religi di kawasan Bantul tersebut baru dibuka kembali pada 20 Agustus lalu sejak penutupannya selama pandemi. “Ini baru dibuka lagi 20 Agustus karena kemarin-kemarin ada PPKM,” paparnya.

 

Baca juga: Anjuran Melaksanakan Ziarah Kubur

 

Sebagai informasi, Keraton Yogyakarta membuat lima patok negara, yakni di Dongkelan, Babadan, Mlangi, Plosokuning, dan Wonokromo. Di setiap patok tersebut, terdapat penghulu yang ditugaskan membimbing masyarakat di sana. Dongkelan merupakan Patok Selatan Keraton Yogyakarta dengan Mbah Kiai Syihabuddin sebagai penghulu pertamanya. Ia ditunjuk oleh Sri Sultan Hamengku Buwono I di wilayah tersebut.

 

Masjid Phatok Negoro Dongkelan yang bersebelahan dengan kompleks makam diketahui sudah dibangun sejak zaman kepemimpinan Hamengku Buwono I. Tetapi, masjid tersebut ludes dibakar oleh Belanda, ketika pecah Perang Diponegoro. Kemudian pada awal abad 20, bangunan masjid itu diperbaiki oleh Sultan Hamengku Buwono VII.

 

Kontributor: Nuriel Shiami Indiraphasa
Editor: Aiz Luthfi


https://www.nu.or.id/nasional/jelang-akhir-tahun-peziarah-padati-makam-ulama-nu-dongkelan-RDuXL