Situbondo, NU Online
Mendung duka bergelayut di langit Situbondo, Jawa Timur. Pasalnya, salah satu putra terbaiknya, H Faidhol Mannan kembali ke haribaan Allah, Ahad (19/6) siang.
Kewafatannya cukup mengejutkan masyarakat dan warga Pagar Nusa Jawa Timur. Sebab kondisi H Faidhol biasa-biasa saja. Ia hanya kadang mengeluh dadanya sesak. Tidak ada tanda-tanda dia akan pergi untuk selamanya.
“Bahkan pagi sesudah subuh, menurut penuturan istrinya, dia masih segar-bugar,” ujar Ketua Pengurus Cabang Pagar Nusa Situbondo, Mahrito di sela-sela penguburan janzaah H Faidhol Ahad (19/6) sore.
Ia dikuburkan di tanah kelahirannya sekaligus tempatnya berdomislinya selama ini, yaitu Desa Mimbaan Kecamatan Panji, Kabupaten Situbondo.
Almarhum H Faidhol pernah menjadi Ketua Pengurus Wilayah (PW) Pagar Nusa Jawa Timur selama dua periode. Setelah itu, ia menjadi Majlis Pendekar PW Pagar Nusa Jawa Timur. Walupun begitu, ia masih menjabat sebagai Ketua PC Pagar Nusa Situbondo hingga akhir hayatnya.
“Karena belum ada penggantinya, maka beliau tetap kami pakai, apalagi Kiai Cholil As’ad, juga menginginkan begitu karena pertimbangan tipisnya stok pengganti,” jelas Mahrito.
Tugas itupun dijalaninya dengan sungguh-sungguh. Loyalitasnya tinggi. Semangatnya tetap menggebu untuk membina dan melahirkan pesilat-pesilat NU yang andal. Dengan umur yang sudah agak senja itu, dia masih semangat untuk keliling mengikuti dan memberi arahan dalam kegiatan Pagar Nusa
“Ia terus berkeliling untuk melatih dan membina pesilat-pesilat NU, bahkan dalam waktu dekat ia dijadwalkan melantik Pengurus Pagar Nusa Kecamatan Banyuptih. Anggotanya sudah 80 orang. Tapi apa boleh buat, ia keburu dipanggil Allah,” urainya Mahrito.
H Faidhol cukup lama nyantri dan berguru langsung kepada KH As’ad Syamsul Arifin di Pondok Pesantren Salafiyah Syafi’iyah, Sukorejo, Desa Sumberejo, Kecamatan Banyuputih, Kabupaten Situbondo, Jawa Timur. Di pesantren tersebut, Faidhol muda pernah mengabdi sebagai tukang sapu.
“Saat mengabdi itu, H Faidhol pernah dicabut dua helai rambutnya oleh Kiai As’ad. Mungkin itu tanda-tanda bahwa H Faidhol akan jadi tokoh,” ungkap Mahrito.
Di tempat terpisah, Ketua PC Pagar Nusa Jember, H Fathorrozi menyatakan bahwa mendiang H Faidhol adalah sosok yang cukup konsisten dalam membina pesilat. Tidak hanya itu, ia juga dikenal sebagai sosok yang mudah bergaul dan humoris.
“Setiap ketemu beliau pasti ada saja bahan yang bikin kita ketawa,” ucapnya.
H Faidhol meninggal dunia dalam usia 56 tahun. Meski dia telah pergi, namun jasanya tak akan pernah tenggelam oleh gelombang kehidupan. Pada saatnya kelak, generasi muda hasil tempaannya akan tampil sebagai sosok pesilat yang tangguh sekaligus berakhlak mulia.
Pewarta: Aryudi A Razaq
Editor: Muhamamd Faizin
https://www.nu.or.id/post/read/129565/h-faidhol-mannan-tokoh-pagar-nusa-jatim-itu-wafat